Ramadan sudah hampir usai. Berbagai hal mulai dipersiapkan menyambut datangnya hari raya Idul Fitri. Hari raya tersebut selalu identik dengan segala sesuatu yang baru. Arti dari fitri saja berarti kembali suci. Amalan kembali suci karena insyaallah dosa-dosa telah diampuni oleh Allah SWT selama bulan Ramadan. Pun dosa-dosa terhadap orang lain juga telah diampuni karena bermaaf-maafan saat hari raya. Intinya, semua umat Islam kembali menjadi manusia baru.
Istilah baru ini nyatanya juga berlaku untuk semua hal. Perabotan rumah baru, tampilan rumah baru dengan dicat ulang misalnya, hingga apapun yang dipakai juga menginginkan yang baru. Baju baru, sepatu baru, jilbab baru. Manusia baru juga tampil dengan pakaian baru. Itulah yang selama ini melekat menjadi tradisi saar hari raya. Hingga di bulan Ramadan selalu ada kesibukan untuk berburu baju lebaran.
Entah sejak kapan tradisi memakai pakaian baru ini ada di setiap perayaan Idul Fitri. Yang jelas, selama yang aku ingat, selama itu pula lebaran selalu datang dengan baju baru. Namun seiring waktu, tradisi membeli baju lebaran itu terus mengalami perubahan. Mulai dari selera baju kesukaan, jumlah baju yang dibeli, tempat hingga cara membelinya.
Saat masih kecil, satu hal yang paling membuat semangat saat lebaran hampir usai adalah baju lebaran baru. Waktu itu memang belum terlalu pintar memilih model baju. Orangtua, terutama ibulah yang menjadi penentu. Yang terpenting adalah lebaran memakai baju baru.
Kemudian, tradisi itu mulai berubah saat sudah mulai beranjak dewasa. Dengan segala pola pikir yang mulai matang, selera baju lebaran pun juga terus berkembang. Ditambah dengan munculnya keinginan sendiri dan enggak bisa lagi nurutin kemauan ibu soal pilihan baju. Jadilah membeli baju baru sesuai selera sendiri. Dan hal ini terus berlanjut setiap tahunnya.
Satu lagi nih, trend baju lebaran yang kala itu banyak diikuti yaitu memiliki lebih dari satu baju baru. Satu baju dipakai untuk pergi shalat ied, satu lagi dipakai saat bersilaturahmi. Belum lagi ada yang membuat trend baju baru masing-masing satu untuk setiap harinya saat lebaran. Jadi selama 7 hari merayakan Idul Fitri, selama 7 kali pula memakai baju baru.
Kemudian saat sudah menjadi ibu, tradisi berburu baju lebaran juga berubah. Bukan cuma untuk diri sendiri, tapi juga memikirkan baju untuk anak. Apalagi anak perempuan yang memiliki banyak pilihan baju berbagai jenis, berbagai model dan beragam warna. Berburu baju baru untuk anak juga telah menjadi satu fokus ketika Ramadan hampir usai.
Saat teknologi semakin canggih, banyak muncul toko online, tradisi berburu baju lebaran ikut mengalami perkembangan. Sudah enggak pernah lagi masuk dari satu toko baju ke toko baju lain. Belanja baju kini menjadi lebih mudah dan praktis hanya dengan mengoperasikan smartphone.
Sudah banyak penjual baju online di Facebook maupun Instagram. Banyak pula marketplace seperti Shopee, Tokopedia dan sebagainya sebagai tempat mencari barang apapun dengan mudah dan cepat. Belum lagi beberapa
e-commerce khusus fashion seperti Sorabel, Hijup, Zalora dan lain-lain yang semakin memudahkan belanja baju dan item fashion lainnya.
Sudah sekitar 4 tahun terakhir ini, beli baju lebaran semakin mudah dengan memanfaatkan samrtphone. Sudah enggak perlu lagi milih baju keliling toko. Bukan enggak mungkin, tradisi membeli baju baru untuk lebaran akan semakin canggih seiring dengan perkembangan zaman.
Salam,
0 Comments