Eugene karya Ellya Ningsih |
Eugene, novel yang paling aku tunggu-tunggu setelah novel sebelumnya, Elena, launching pada Juli 2018 lalu. Ellya Ningsih, sang penulis, menuliskan bab-bab awal novel ini di akun Facebooknya lalu berhasil membuat pembacanya penasaran untuk segera meminang novel ini untuk mengetahui akhir ceritanya. Hal yang sama juga dilakukan untuk novel Elena. Tak heran, novel Ellya Ningsih ini berhasil terjual ribuan eksemplar pada masa pre-order.
Aku pun harus menunggu penuh kesabaran untuk masa pre-order selama satu bulan penuh. Begitu novel ini aku terima, tak perlu waktu lama untuk menuntaskan membacanya karena rasa penasaran yang amat tinggi. And, this is it, my review about this novel.
1. Bab Paling Mengesankan di Novel Eugene
Eugene karya Ellya Ningsih |
Mesmerize
Bab ini sekaligus menjadi bab kedua di novel yang bertebal 449 itu. Sebagai bab awal, Mesmerize memaparkan kisah Elena yang bertemu Eugene untuk pertama kalinya. Sebelumnya, pertemuan pertama kedua tokoh utama itu memang tidak dipaparkan secara jelas di novel Elena. Siapa sangka pertemuan akibat kewajiban pekerjaan itu menjadi awal kisah cinta yang penuh perjuangan?
Redemancy
Bab kedua yang sangat berkesan bagiku adalah Redemancy. Sepertinya aku memang suka segala sesuatu yang beraroma kebahagiaan dari pada penuh tangisan. Karena itulah, bab ini masuk dalam daftar bagian favoritku dalam novel Eugene. Kenapa begitu berkesan? Apalagi kalau bukan karena di bab ini, Elena dan Eugene menemukan an happy ending, resmi berstatus sebagai suami istri setelah melewati perjalanan panjang yang penuh liku.
Ineffable
Satu lagi bab penuh kebahagiaan selain Redemancy, Ineffable. Bab ini menggambarkan kebahagiaan Elena dan Eugene yang kemudian terbang ke Kanada dan menempati sebuah rumah seperti apa yang pernah diimpikan Elena. Betapa turut bahagianya membaca bagian ini.
2. Bab yang Pernah Membuatku Menangis
Eugene karya Ellya Ningsih |
Bicara soal perasaan, novel dengan cover bergambar seorang lelaki dan seorang anak kecil ini menyuguhkan banyak bagian yang bisa mengaduk-aduk perasaan. Kebahagiaan sebenarnya hanya bisa ditemui di beberapa bab terakhir saja. Sisanya lebih banyak mengisahkan tentang kesedihan yang sampai berhasil bikin siapapun menangis, tak terkecuali aku.
Bab yang telah berhasil membuatku menangis adalah Redemancy. Sempat membuatku bahagia karena happy ending-nya kisah dua sejoli itu, bab ini sekaligus membuatku terharu hingga meneteskan air mata. Terlebih pada halaman 415, tepat pada dialog ini:
"Can I call you 'Daddy' now?" Al tiba-tiba sudah berada di dekat pengantin yang berbahagia.
"Of course! I am your Daddy!" Eugene mendudukkan Elena di kursi yang sudah dihias sedemikian rupa, lalu memeluk Al penuh cinta. "I love you so much! Kau tahu itu?"
3. Quote yang Paling Menginspirasi
Eugene karya Ellya Ningsih |
Novel Eugene tidak hanya dipenuhi dengan kisah mengharukan dan membahagiakan. Tidak pula hanya menjawab ketidakpuasan pembaca novel sebelumnya, Elena. Novel ini juga penuh dengan kutipan-kutipan inspiratif pembangun jiwa. Tidak melulu kutipan soal agama, tapi juga tentang kehidupan secara umum.
Dan dari sekian banyak kutipan dan nasihat, kutipan di halaman 375 yang berbunyi "Honestly is like chocolate, because it's already brown." Sederhana tapi cukup mengena dan tentu saja benar.
4. Tokoh Terfavorit
Eugene karya Ellya Ningsih |
Novel Eugene ini dipenuhi oleh tokoh-tokoh dengan karakter beragam. Menariknya, tidak ada karakter jahat seperti di kebanyakan sinetron Indonesia hehehe. Dari sekian banyak, tentu saja tokoh favoritku adalah Eugene itu sendiri. Aku menyukai tokoh ini karena Eugene memberi pelajaran bahwa perjuangan yang tidak kenal menyerah akan menemukan hasil yang nyata. Ia juga menunjukkan tanda cinta sejati, yaitu cinta yang tak pernah pudar sekalipun raga tak lagi seindah dulu. So sweet.
5. Ending Tak Terlupakan
Eugene karya Ellya Ningsih |
Seperti yang sudah aku kutip di judul, novel Eugene adalah sebuah happy ending atas ketidakpuasan pembaca di novel Elena. Ya, pembaca boleh kecewa di novel sebelumnya. Tapi rasa itu terbayarkan berkat akhir yang bahagia di novel Eugene ini. Yang paling berkesan, tentu saja ketika Elena menerima lamaran Eugene, keduanya menikah, tinggal di Kanada, dan oh ... satu lagi, tiada yang lebih membahagiakan ketika membayangkan Elena hamil sepasang anak kembar. It's the true happy ending.
6. Ini yang Aku Lakukan Jika Bertemu Penulis Novel Eugene
Eugene karya Ellya Ningsih |
Secara otomatis, kekagumanku terhadap novel ini turut menuntunku pada kekaguman terhadap penulisnya. Masyaallah, betapa seorang Ellya Ningsih itu bisa bertutur dengan sangat indah dalam aksara, menyajikan cerita yang mampu mempermainkan perasaan dan memberi nasihat kebaikan di waktu yang sama.
Jika ada kesempatan bertemu dengannya, hal pertama yang akan aku sampaikan adalah rasa terima kasih karena beliau berhasil membuatku terhibur sekaligus belajar banyak hal sebagai orang awam. Belajar tentang kepenulisan sekaligus belajar nilai-nilai kehidupan. Kalau bisa, aku juga akan meminta tips untuk mampu melahirkan karya-karya hebat. Satu lagi, meminta foto bersama jangan sampai terlewat hehehe.
7. Kata Paling Membekas karena Keunikannya
Eugene karya Ellya Ningsih |
Novel Eugene merupakan novel pertama yang di dalamnya aku menemukan nama bab-nya diberi nama dengan kata yang unik. Tidak seperti novel kebanyakan. Sedikit sulit untuk melafalkannya, apalagi menghapalkannya. Tapi keunikannya menjadi sisi menarik dari novel ini. Di antara sekian kata yang menjadi nama bab, kata inilah yang menurutku paling menarik perhatian:
Lacuna = ruang kosong, bagian yang hilang
Euonia = pemikiran yang baik
Tacenda = ada hal yang lebih baik dibiarkan, tidak dikatakan dan disimpan sendirian
As a conclusion, novel ini wajib dibaca bagi yang dulu sempat kecewa akibat ending dari novel Elena. Novel ini juga bisa menjadi media belajar agama secara lebih mendalam, dengan cara yang menyenangkan. Membaca novel ini bisa menjadi hiburan sekaligus pelajaran berharga. So, enjoy it.
Salam,
0 Comments