Pexels by Joshua Miranda |
Persebaran virus Corona yang semakin cepat membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan untuk penerapan social distancing. Aturan ini melarang adanya perkumpulan banyak orang di suatu tempat dengan tujuan apapun. Aturan ini juga sekaligus mengimbau agar masyarakat tinggal di rumah dan meninggalkan segala aktivitas di luar rumah yang bersifat tidak penting.
Karena aturan penerapan social distancing, berbagai dampak buruk kemudian bermunculan. Banyak pabrik akhirnya memberhentikan para pekerjanya karena tidak mungkin lagi menerukan proses produksi yang melibatkan banyak orang. Banyak pusat perbelanjaan yang juga akhirnya tutup karena apabila tetap buka maka akan menjadi tempat berkumpul banyak orang. Hotel-hotel dan banyak restoran mewah terpaksa menutup tempat selama waktu yang belum bisa diputuskan.
Pabrik, pusat perbelanjaan, hotel dan restoran merupakan contoh usaha skala besar. Nyatanya dampak dari penerapan social distancing juga berpengaruh terhadap usaha skala kecil di berbagai daerah. Warung makan kecil juga merasakan dampak berupa berkurangnya kunjungan pelanggan karena penerapan social distancing. Tukang ojek juga mulai kekurangan penumpang karena orang tak lagi bebas bepergian, dan masih banyak dampak yang dirasakan oleh bidang pekerjaan lainnya.
Baca juga:
Memprihatikan, Pengaruh Pandemi Corona Berdampak pada Semua Aspek Kehidupan
Sesulit apapun kondisi yang ditimbulkan persebaran virus Corona, ternyata masih banyak hal baik yang bisa jadi alasan untuk tetap bersyukur. Terlebih soal penerapan social distancing, beberapa efek positif ini memberi pengaruh yang bagus bagi masyarakat terutama bagi lingkungan dan seluruh dunia.
Menurunnya Polusi Udara
Polusi udara telah menjadi masalah global di era modern ini. Kota-kota besar menghadapi masalah ini akibat banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik besar yang setiap harinya beroperasi. Termasuk Jakarta, kota metropolitan yang sekaligus menjadi ibukota Indonesia ini merupakan kota dengan tingkat polusi yang sangat tinggi. Hal yang sama juga terjadi di kota-kota besar lain, seperti Surabaya dan ibukota provinsi lainnya.
Berbagai kebijakan seolah tidak mampu membendung tingginya tingkat polusi yang semakin hari terus bertambah. Namun pandemi Corona bisa membuat permasalahan ini seolah menemukan akhirnya. Pabrik-pabrik yang tutup dan berhenti beroperasi serta berkurangnya lalu lalang kendaraan bermotor membuat udara jadi lebih bersih. Polusi udara bisa ditekan dengan lebih maksimal. Kondisi ini juga membuat kualitas udara di berbagai kota besar berangsur membaik. Tercatat data bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada level 89 atau kategori sedang.
Perairan Lebih Bersih
Selain udara yang terpapar polusi, permasalahan perairan yang tercemar limbah dan sampah juga menjadi permasalahan besar yang terjadi di kota-kota metropolitan. Masih dengan penyebab yang sama, tercemarnya perairan diakibatnya limbah produksi dari pabrik, sampah industri dan sampah rumah tangga. Hampir tidak lagi bisa ditemui sungai jernih atau perairan yang mengalir lancar di kota-kota besar.
Permasalahan pencemaran perairan ini juga seolah mendapatkan penyelesaian saat pandemi Corona tengah mengguncang dunia. Berhentinya berbagai kegiatan industri menjadikan produksi limbah jauh berkurang. Ditutupnya banyak tempat wisata, tempat makan dan tempat-tempat umum lainnya juga mengurangi produksi sampah. Dampak positif dari penerapan social distancing ini terlihat dari sungai Venice atau Venesia di Italia yang memperlihatkan air jernih serta bening. Bahkan hewan air yang hidup di dalamnya bisa terlihat dengan jelas.
Konsumsi Plastik Berkurang
Permasalaha sampah tidak hanya tentang bagaimana terus menumpuk dan mencemari lingkungan. Sampah juga menimbulkan masalah pada kerusakan alam karena sulitnya terurai terutama sampah plastik. Sementara plastik masih menjadi konsumsi masyarakat dalam jumlah yang sangat tinggi. Meskipun telah banyak solusi yang lebih ramah lingkungan, plastik masih menjadi andalan dan begitu sulit untuk dikurangi penggunaannya.
Pandemi Corona ternyata berdampak pada konsumsi plastik. Menurut data, konsumsi plastik secara global mengalami penurunan drastis. Pasalnya, penerapan social distancing membuat banyak orang membatasi diri termasuk untuk berbelanja. Hal ini merupakan dampak baik bagi keseimbangan lingkungan. Plastik yang bisa terurai dalam hitungan puluhan bahkan ratusan tahun ini mulai berkurang dan akan membuat masa depan lebih baik.
Konsumsi Bahan Bakar juga Menurun
Penerapan social distancing yang memaksa banyak orang beraktivitas di dalam rumah juga berdampak pada penggunaan bahan bakar untuk kendaraan. Mobilitas berkurang membuat tak banyak bahan bakar yang harus dibeli. Menurunnya konsumsi bahan bakar minyak ini akan berdampak pada persediaan minyak dunia yang terjaga. Paling tidak ada penghematan untuk cadangan minyak di perut bumi yang selama ini terus terkuras sementara persediannya tidak dapat diperbarui.
Kebebasan untuk Satwa yang Dilindungi
Selama ini, banyak sudah data yang memperlihatkan populasi hewan langka yang terus menurun. Namun sejak diterapkannya aturan social distancing, hewan-hewan langka tersebut mulai terlihat bisa berkembang biak. Data ini diperoleh dari wilayah Pantai Gahirmatha Odisha, India yang melaporkan adanya ratusan ribu telur penyu Olive Ridley yang menetas. Belum berhenti sampai di situ, sebuah perkiraan mengatakan masih akan ada 10 juta telur penyu yang bisa menetas tahun ini.
Di antara banyaknya efek buruk, tetap ada beberapa hal baik yang terjadi sejak pandei virus Corona. Itu artinya, tidak seharusnya kita terus mengeluh dan menyalahkan keadaan bahkan menyalahkan orang lain. Tetap ada alasan untuk bisa bersyukur dan bahagia.
Di sisi lain, banyaknya efek positif dari penerapan social distancing tidak berarti kita mengharapkan keadaan ini terjadi terus menerus. Tentu kita harus tetap berharap, berdoa dan optimis bahwa pandemi ini akan segera berakhir. Jika sudah berakhir nanti, jangan lupa untuk tetap melakukan kebaikan yang sudah menjadi kebiasaan selama pandemi agar kita dan lingkungan selalu baik-baik saja.
Salam,
0 Comments